top of page
Search
  • Writer's picturefatthor

NASA Ingin Penduduk Dunia Memotret Pohon

Updated: Aug 7, 2019


NASA tengah melakukan satu misi untuk selamatkan alam.


Tubuh antariksa punya pemerintah Amerika Serikat ini inginkan masyarakat yang berada di dunia untuk berperan serta dalam pekerjaan mereka.


Satelit ICESat-2 tengah memprediksi ketinggian pohon dari angkasa luar serta NASA sudah membuat piranti baru untuk "ilmuwan warganet" supaya bisa menolong instansi itu dalam mengecek pengukuran itu dari daratan.


Alat yang dibutuhkan oleh beberapa orang hanya satu hp pandai, satu pita pengukur opsional, serta satu pohon.


Di luncurkan pada September 2018, satelit ICESat-2 membawa instrumen yang dimaksud ATLAS, yang menembakkan 60.000 pulsa sinar ke permukaan Bumi tiap-tiap detiknya saat wahana itu mengorbit planet kita.


"Ini pada intinya ialah satu laser yang diletakkan di angkasa luar," kata Tom Neumann, ilmuwan project untuk ICESat-2 di NASA Goddard Ruang Flight Center.


Dengan mengukur tempat satelit, pojok, serta lama cahaya laser itu memantul kembali dari permukaan Bumi, beberapa ilmuwan bisa mengukur ketinggian es di laut, es di darat, lautan, air di daratan, serta pohon-pohon.


Dengan begitu, beberapa periset dapat memprediksi kesehatan rimba yang masih tetap hijau di semua pelosok negeri serta jumlahnya karbon dioksida yang bisa diserap oleh tanaman itu.


"Anda tidak dapat demikian saja memerintah sekumpulan anak sekolah di Pennsylvania supaya pergi ke Antarktika, untuk mengukur ketinggian susunan es disana agar Anda dapat memperoleh kalibrasi," tuturnya


NASA cuma minta masyarakat di semua negara untuk ambil gambar dari pohon-pohon yang mereka dapatkan dimana juga mereka ada dengan memakai hp pandai serta mengupload hasil bidikan ke aplikasi GLOBE Observer.


Sesudah mengambil aplikasi itu yang telah ada di service Play Store, Anda bisa pilih beberapa alat dengan manfaat berlainan, seperti merekam gerakan awan, habitat nyamuk, serta lanskap di seputar Anda.


Sedang feature baru untuk mengukur pohon bernama GLOBE Trees. Waktu Anda pertama-tama membukanya, akan ada tips (panduan) yang benar-benar menguraikan langkah pengukuran pohon, yang sangat mungkin Anda lakukan triangulasi mengenai ketinggian pohon.


Panduan itu meliputi beberapa kiat untuk, seperti, "pilih satu pohon", apa itu bengkok serta gampang patah --sebab tidak dapat diukur nanti.


Persyaratan Pohon


Sesudah Anda pilih pohon yang kuat serta tidak rusak, dan ambil jarak sejauh seputar 25 sampai 75 kaki dari pohon itu, Anda dianjurkan untuk menggenggam smartphone punya Anda pas di depan muka Anda serta mengarahkannya untuk mengukur basic dan sisi atas pohon.


Demikian Anda usai memotret pohon serta tuliskan tempat Anda berdiri dengan pohon, jadi aplikasi ini akan langsung keluarkan ketinggian pohon.


Namun, bila hasil tidak bisa dipertunjukkan di monitor, ada peluang jika pohon yang menjadi objek Anda mempunyai latar belakang sinar matahari yang menyilaukan atau dikelilingi oleh pohon-pohon lainnya.


Sisi pucuk pohon itu akan susah dibedakan dari pucuk pohon lainnya yang ada di sekelilingnya. Ini bukan situasi baik untuk pengukuran pohon, menurut panduan.


Semenjak di luncurkan dengan sah di akhir Maret, GLOBE Trees sudah terima seputar 700 pengukuran dari seputar 20 negara, menurut spesialis pohon senior dari NASA Earth Science, Brian Campbell, yang adalah pemimpin Trees Science.


Data dari pengukuran itu bermanfaat untuk team ICESat-2, menurut Neumann. Jadi saat beberapa orang memakai aplikasi ini, ia berkata, "Makin banyak yang menggunakan, jadi makin meriah juga riset kami."

NASA Meminta Kirim Gambar Langit


Awalnya pada tahun kemarin, NASA sempat minta kebanyakan orang yang ada di beberapa seluruh dunia untuk ikut juga dalam proyeknya.


Mereka dianjurkan untuk memphoto langit dari tempat mereka tinggal. Sesudahnya, kirimkan gambar itu pada mereka lewat satu aplikasi.


Project sains ini dibutuhkan untuk memvalidasi data dari enam instrumen penilaian Bumi di satelit yang berlainan. Instrumen itu adalah sisi dari satu project yang dimaksud Clouds and the Earth’s Radiant Energy Sistem (CERES).


Arah penyelenggaraan project ini yakni untuk mengerti peranan awan dalam pergantian iklim global.


Kadang, awan susah dikenali dari ketinggiannya. Contohnya, awan tipis cirrus -- type awan yang paling umum berada di langit -- susah dikenali jika salju turun, menurut NASA. Itu penyebabnya, penilaian dari satelit mesti dibanding dengan penilaian dari Bumi. Demikian seperti laporan yang diambil dari The Verge, Sabtu, 17 Maret 2018.


Bila Anda ingin berperan serta, langkah paling mudah dengan mengambil aplikasi GLOBE Observer, yang memberikan panduan untuk mengirim photo awan di kota tempat Anda tinggal.


Aplikasi itu akan bertanya semua hal mengenai photo awan yang Anda upload, dari mulai warna langit (biru tua sampai biru pucat) sampai jarak pandangan (begitu jelas sampai begitu kabur), serta tentunya, type awan yang Anda lihat.


Buat Anda yang masih tetap pemula dengan type awan di langit, tidak butuh cemas. Masalahnya aplikasi ini mempunyai beberapa gambar awan yang dapat menolong Anda untuk mengidentifikasi.


Jika Anda memphoto awan itu waktu satelit -- dengan instrumen CERES -- melayang-layang di atasnya (Anda bisa mengeceknya di aplikasi), jadi NASA akan mengirim hasil penilaian luar angkasanya untuk dibanding dengan photo Anda.


NASA meluncurkan rintangannya di hari itu , mendekati tibanya musim semi. Pada periode itu, awan ada dalam jumlahnya banyak serta aktivitasnya dipandang lumayan menarik.


Pergantian musim, dari musim dingin ke musim panas, umumnya dibarengi angin. Oleh karenanya, NASA mesti mengecek kembali semua data -- sekurang-kurangnya sekitar 2x -- serta mulai lakukan pengukuran pada awal tahun 2018.


Peluang Anda untuk berperan serta bersama dengan NASA diawali ini hari sampai tanggal 15 April 2018, dengan mengirim optimal 10 photo awan /hari.

5 views0 comments
bottom of page